Selasa, 19 November 2013

Kisah Hidup Bae Yong Joon - Bagian 3

Di Masa Kecilku, Aku Penuh Rasa Ingin Tahu

Dimuat di The Dailysport Newspaper (1997 ~ 9.20 - 8.20).  Posted by Chiligoyo in Soompi BYJ thread. Diterjemahkan kedalam Bahasa Inggris oleh Hyeon. Diterjemahkan ke Bahasa Indonesia oleh Meytamaria di byjindofam.blogspot.com. [Mohon kredit ditulis lengkap bila dimuat lagi dilain tempat].



Ini cerita tentang masa kecilku. Aku lahir di sebuah rumah sakit di Seoul, 29 Agustus 1972. Sampai kelas 5 SD, aku hidup dengan gaya tradisional Korea di Yongdu-dong dekat Gerbang Timur di kota Seoul.

Aku sangat nakal waktu kecil sehingga sering membuat orang tuaku lelah menghadapi aku. Meskipun sebagian besar anak-anak memang memiliki rasa ingin tahu di masa tersebut, tapi aku tampaknya berlebihan. Ketika aku mulai bisa berbicara, kata yang paling sering aku ucapkan adalah 'apa itu?' atau 'kenapa?' Setiap mainan tidak akan bertahan seharipun di tanganku. Setelah bermain hanya untuk satu atau dua jam, aku ingin tahu tentang prinsip pengoperasian mainan tersebut.

Selanjutnya, aku akan membongkar mainan tersebut. Loteng adalah ruang kerjaku. Aku selalu ke loteng dengan diam-diam sambil membawa obeng dan palu. Ketika aku menghilang dari pandangannya, mamaku biasanya langsung mencariku di loteng. Dan selalu saja ada adegan yang sama, kata-kata yang sama. Mainan yang ia belikan sudah terpisah-pisah dan berserakan disana-sini. Dengan tanpa rasa bersalah aku berkata, "Mama, mengapa mainan itu jadi begitu ya?" sambil memegang obeng dan palu.

Selanjutnya aku akhirnya bosan dengan memisah-misahkan (membongkar) mainan, dan mulai tertarik untuk merakit atau membuat mainan seperti tank atau pesawat. Aku berbeda dengan kebanyakan anak-anak yang suka bermain bersama. Jika aku suka bermain bersama, aku tidak mungkin memiliki rasa ingin tahu yang berlebihan. Kemudian, menjadi hal yang biasa buat aku untuk mengalami hal yang tak terduga karena aku ini selalu penasaran dan suka mencari tahu sendiri.




Ada beberapa kejadian yang aku ingat. Aku punya rasa ingin tahu yang besar dan pikiran yang selalu ingin bereksperimen, yang kemudian sering menjadi masalah yang tak terduga. Suatu hari, ketika aku berumur 6 tahun, aku melihat ada kacang-kacangan di lantai. Dan adikku sedang bermain di halaman.  Kacang dan adikku.  Tiba-tiba, aku penasaran... Berapa banyak kacang sih yang bisa masuk ke dalam hidungnya? Aku pun menggodanya dan mulai memasukkan kacang ke dalam hidungnya. Adikku mulai mengeluh sesak napas. Aku menjadi khawatir karena adikku mulai kesakitan. Meskipun aku sudah mencoba untuk mengeluarkannya, tetapi kacang itu malah semakin masuk kedalam hidungnya. Lalu tiba-tiba aku mendengar suara orang tuaku. "Aku akan mengeluarkannya besok, tolong jangan beritahu papa atau mama  tentang hal ini ya." Aku membujuk adikku untuk tidak mengatakan apa-apa sampai kemudian aku tertidur. Masalah besar terjadi di hari berikutnya. Aku terbangun oleh tangisan adikku dan suara panik orangtuaku. Hidung adikku membengkak. Akhirnya, setelah dibawa ke rumah sakit, kacang itu bisa dikeluarkan dari hidungnya. Dan adikku tidak pernah melupakan peristiwa tersebut sampai sekarang.

Pada waktu itu, aku sangat senang menonton TV. Di beberapa drama, aku sering mendengar orang mengucapkan kata-kata "kredit" setelah membeli barang dan mereka keluar tanpa kesulitan apapun. Ketika aku melihatnya terus-menerus, aku pikir kata-kata "kredit" ini seperti peti harta karun. Ada sebuah toko kecil di depan rumahku. Setelah memilih kue kesukaanku, dengan sangat senang aku berteriak kepada penjaga toko, "kredit!" dan pulang. Tidak ada yang terjadi sampai mamaku kembali dari pasar dan kelihatan sangat terkejut. Aku yakin bahwa penjaga toko itu telah memberitahu mamaku tentang peristiwa di tokonya. Dengan air mata bercucuran, aku akhirnya mendapatkan pelajaran bahwa jika kita meniru semua yang di TV, telapak tangan kita akan kena pukulan.



Kalau dipikir-pikir, aku punya pengalaman kejahatan yang sangat memalukan. Waktu itu aku berusia 6 tahun. Seperti yang kukatakan sebelumnya, aku sangat tertarik dengan mainan. Dan ada mainan yang sangat menarik perhatianku di sebuah toko alat tulis. Tapi, orangtuaku tidak mau membelikannya untukku. Suatu hari, aku melewati toko alat tulis tersebut dan mainan itu sedang dipamerkan diteras di luar toko tersebut. Untuk sesaat, aku merasa bimbang. Dan setelah berhasil mengambilnya dengan diam-diam, aku langsung pulang. Tiba didepan pintu rumah, muncul beberapa ide di kepalaku. "Jika aku datang dengan cara seperti ini, mamaku pasti langsung marah". Oleh karena itu, aku harus membuat skenario. Ide yang bagus itupun muncul. Pertama, aku akan meninggalkan mainan tersebut didepan pintu gerbang dan aku masuk ke rumah seperti biasa sepulang sekolah. Kemudian aku akan pura-pura keluar dan mengatakan "Siapa itu?" Dan aku akan masuk kerumah dengan membawa mainan itu.  Jika nanti mama bertanya, aku mencoba menjelaskan bahwa saat aku keluar ternyata tidak ada orang dan menemukan mainan ini tertinggal didepan rumahku. Namun, mama hanya menatapku dengan ekspresi yang mengerikan. Akhirnya suaranya yang keras membuatku sangat takut. "Bagaimana kau bisa seperti itu?" Skenario pertama aku sama sekali tidak berhasil. Setelah mengatakan yang sebenarnya, aku dicambuk.

Mamaku sering membuat minuman sirup madu yang rasanya sangat enak. Aku pikir itu adalah minuman gula. Saat mamaku sedang tidak dirumah, aku masuk ke dapur dengan diam-diam. Aku memasukkan gula ke secangkir air dan mengaduknya dan kemudian meminumnya dengan bersemangat. Tapi kok rasanya mengerikan... Aku kemudian muntah. Itulah alasan kenapa aku tidak suka penyedap sintetis. Setelah kejadian itu, setiap kali aku mau menambahkan gula ke minuman apapun, aku harus memastikan itu adalah gula sungguhan atau tidak. Sejak saat itu, pengalaman itu menjadi pelajaran buatku 'hati-hati dengan segala sesuatu'.

***

1 komentar:

  1. Menarik sekali mengetahui kisah masa kecilnya yang ternyata penuh dengan rasa ingin tahu. Jadi bukan hal yg mengherankan apabila sampai saat ini dia selalu ingin belajar berbagai hal baru.. hihihi^^... Thank you so much for sharing sis Meyta!! ^__^

    BalasHapus